saat air bertemu batu karang, air selalu menang. Bukan karena kekuatannya, melainkan karena keuletan dan kegigihannya

Thursday, June 9, 2011

MANTAN PRESIDEN SOEHARTO DI MATA RAKYAT MALAYSIA


Hubungan antara mantan Presiden Soeharto dengan Megawati Soekarnoputri memang dikenal kurang harmonis. Saat Soeharto bertahta sebagai presiden, Mega berada pada barisan 'di seberangnya'.

Posisi itu seolah dipertegas dengan dikotomi, 'Orde Baru' dan 'Orde Lama'. Megawati identik dengan warisan sang ayah, Soekarno sebagai penguasa Orde Lama. Sedangkan Soeharto, muncul dengan jargon Orde Barunya setelah bergolaknya masa Soekarno. Bahkan, Soeharto disebut-sebut telah melakukan 'kudeta merangkak' terhadap kekuasaan Soekarno kala itu.

Namun, di balik cerita itu, Soeharto dan Mega yang seolah 'saling bertentangan' itu menyimpan sebuah cerita harmonis yang belum terungkap ke publik. Adalah suami Megawati, Taufik Kiemas yang membeberkan kisah itu dalam peluncuran buku 'Pak Harto The Untold Stories' di Taman Mini Indonesia Indah, Rabu 8 Juni 2011.

Kala itu, dua minggu sebelum Soeharto meninggal, Kiemas berkunjung ke rumah Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut. Taufik, menjenguk Soeharto yang sedang terbaring sakit. "Saya bertamu ke rumah Mbak Tutut. Dalam pertemuan itu, Pak Harto menyapa saya dengan sebutan Mas Taufik," kata dia.

Mendengar sapaan itu, Taufik merasa sangat nyaman. "Karena itu berkesan kekeluargaan," kata dia.

Dalam obrolan kala itu, kenang Kiemas, Soeharto juga sedikit menyinggung masalah kenegaraan. Hingga, pada akhirnya, Soeharto menitipkan salam buat Megawati melalui Kiemas. "Terima kasih ya, Bu Mega telah berjuang mempertahankan NKRI dan Pancasila. Sampaikan salam saya kepada Ibu Mega," kata Kiemas menirukan pesan Soeharto kala itu.

Kiemas pun mengaku telah menyampaikan pesan Soeharto itu kepada Megawati. Namun, dia enggan mengatakan tanggapan Mega atas salam dari Soeharto itu. Dia hanya mengatakan jika masa Soeharto dan masa Soekarno sama-sama teguh memperjuangkan Pancasila. (eh)
From:  VIVAnews


saya pun pernah dengan sejarah bahwa, Soeharto pernah berjasa kepada Malaysia pd sekitar tahun 80-an. Ketika Malaysia sedang digoyangkan oleh 3 bangsa yg dominasinya hampir sama (melayu, china dan india). kala itu, Soeharto mengirimkan banyak orang Indonesia, terutama dari suku Jawa untuk Malaysia. Maka, jadilah mayoritas bangsa Malaysia adalah Melayu. Saat ini banyak dari orang asli Melayu Malaysia yang adalah keturunan asli orang Indonesia. Orang Indonesia lah yang membawa kebudayaan melayu kesana.


ironisnya, kenapa bangsa Indonesia yang lebih besar dan memiliki ragam kekayaan lebih banyak, justru kurang memiliki nilai-nilai nasionalisme? Malaysia yang banyak keturunan Indonesia dan lbh sedikit memiliki budaya, justru sangat menjaga kebudayaannya, padahal kebudayaannya sama dengan Indonesia (karena berasal dari nenek moyang yang sama).  Jangan sampai kebudayaan kita kembali di akui, apalagi pulau kita sampai direbut kembali.


Mari kita tanamkan nasionalisme yang lebih kuat lagi, kita jaga semua kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Karena apa yang kita lakukan saat ini adalah warisan dan sejarah anak cucu kita di kemudian hari. 


I love my country Indonesia,...so much

1 comment:

  1. I love Indonesia.....!!!!
    garuda di dada ku....
    garuda kebangsaan kuu....

    NKRI Negara ku....

    ReplyDelete